Content

Memilih Kamera DSLR CANON atau NIKON ?

Kamis, 28 April 2011 0 komentar

Banyak orang menanyakan kepada saya, beli kamera digital SLR mana yang baik, merek Canon atau Nikon. Kadang-kadang saya juga menerima pertanyaan tentang merek lain. Tapi kali ini saya akan mengupas secara singkat perbedaan antara Canon dan Nikon. Mudah-mudahan setelah membaca ini, semua menjadi lebih jelas. Kamera DSLR yang dibahas dibawah ini adalah kamera yang beredar tahun 2009.

Kamera DSLR pemula

nikon-d3000Di bagian pemula, Canon memiliki kamera seri 1000D, 450D dan 500D. Kamera-kamera ini relatif ringan dan kecil. Tidak seperti kamera DSLR Sony, Pentax dan Olympus, kamera Canon dan Nikon tidak memiliki built-in image stabilization, tapi mereka mengunakan teknologi image stabilization di lensa. ada beberapa akibat yang ditimbulkan, misalnya kalau Anda beli lensa lama terutama lensa fixed (yang tidak bisa zoom), Anda tidak bisa menikmati fasilitas ini. Kelebihan kamera-kamera Canon adalah fitur yang lengkap dan juga kompatibilitas ke semua lensa Canon EOS dari yang murah sampai mahal.

Di sisi lain, Nikon memiliki D40, D60, D3000, dan D5000. Kamera-kamera ini tidak memiliki motor auto fokus, jadi bila Anda memakai lensa-lensa lama yang tidak ada motor fokusnya termasuk banyak lensa fixed, maka Anda terpaksa mengunakan manual fokus. Ini bukan masalah besar bila Anda tidak berniat membeli lensa tambahan atau cuma berniat membeli lensa baru yang ada motor fokusnya. Nikon D40, D60, D3000 tidak memiliki live view seperti kamera-kamera Canon, tapi ergonomi kamera-kamera Nikon saya rasa lebih baik (lebih pas ditangan). Khusus untuk Nikon D5000, kamera ini memiliki LCD yang bisa diputar dan mampu merekam video seperti Canon 500D.

Kamera DSLR tingkat menengah atas

canon-7dDi bagian kamera DSLR menengah ke atas, kamera Canon terkenal atas kualitas konstruksi badan kamera yang kokoh dan terbuat dari magnesium alloy. Kamera ini juga lebih tahan cuaca dan debu tapi tidak teruji saat hujan deras. Selain itu, kamera Canon seperti EOS 40D, 50D bisa menembak 6-6.5 kali per detik. Canon 7D yang baru bisa menembak 8 kali per detik. Kualitas gambar juga baik, walaupun ini tergantung dari lensa juga. Canon 40D hanya memiliki 10 mp, 50D memiliki 15 mp dan 7D memiliki 18 mp.

Di sisi lain, Keunggulan semua kamera Nikon di kelas ini terletak pada fitur wireless flash commander sehingga Anda bisa mengatur kekuatan flash dan menembak flash secara wireless. Meski sangat dasar dan tidak bisa bekerja di segala situasi, tapi ini sangat membantu terutama untuk foto potret. Canon 7D juga memiliki fitur ini, tapi Canon 40D-50D tidak ada. Nikon juga memiliki keunggulan di ergonomi, kontrol kamera, dan sistem 51 auto fokusnya sudah terbukti jitu terutama mengikuti subjek. Filosofi Nikon agak berbeda dengan Canon, Nikon tetap bertahan mengunakan sensor 12 mp untuk semua kamera di kelas ini, tapi Nikon lebih memfokuskan pada kontrol noise (bintik2 pada gambar yang muncul di setting ISO yang tinggi).

Kamera DSLR kelas profesional

Kamera DSLR di kelas ini sangat mahal, ditandai dengan harga $2450 sampai $9900. Sensor kamera kelas ini lebih besar daripada kamera-kamera yang dibahas diatas, sehingga kualitas gambar meningkat.

Di kelas ini, terdapat dua jenis kamera, kamera jenis pertama berbadan kecil, seperti kamera kelas menengah.

Nikon memiliki Nikon D700, kamera ini terkenal karena kemampuannya menghasilkan gambar yang bersih dan terang di tempat yang gelap karena kemampuannya menekan noise di ISO tinggi. Kamera ini bisa menembak 5 kali per detik, dan bila dipakaikan battery grip, maka kamera ini bisa menembak sampai 8 kali per detik. Kekurangan kamera ini yaitu hanya beresolusi 12 megapiksel dan juga tidak bisa merekam video. Karakteristik inilah yang membuat Nikon D700 lebih diminati oleh para fotojurnalis dan fotografer olahraga. Disisi lain, Canon memiliki 5D mark II. Kamera ini beresolusi tinggi (21 mp) dan mampu merekam video. Namun ketepatan dan kecepatan auto fokusnya tidak sebaik Nikon D700.

canon-eos-1d-mark-iv-frontKamera profesional tingkat atas terbagi dua jenis (kamera ini ditandai dengan badan kamera yang besar dan bergabung dengan battery grip) - Lihat gambar disamping kanan.

Pertama di desain dengan penekanan kepada kecepatan, yang kedua untuk resolusi dan kualitas gambar. Di jenis pertama, Canon baru mengeluarkan Canon 1d mark IV, kamera super kencang ini bisa menembak 10 kali / detik, dan bisa merekam video. Nikon juga baru mengeluarkan Nikon D3s, yang bisa menembak 9-11 kali / detik dan juga bisa merekam video. Perbedaaan utama kamera tersebut ada dua. Canon 1d mark IV memiliki sensor lebih kecil, tapi memiliki jangkauan 1.3 lebih panjang, uniknya, Canon 1d mark IV memiliki resolusi gambar lebih besar yaitu 16 mp dibanding Nikon 12 mp. Akibatnya, Nikon D3s memiliki kontrol noise yang sangat baik di ISO tinggi. Keunggulan lain kamera Canon yaitu bisa mengatur nilai-nilai eksposur waktu merekam video. Kamera jenis ini banyak dipakai fotojurnalis atau fotografer olahraga.

Kamera profesional jenis kedua menekankan pada resolusi dan kualitas gambar. Kamera-kamera ini (Canon 1ds-mark III dan Nikon D3x) sangat mahal tapi hasil gambarnya terbaik untuk kelas DSLR. Kamera-kamera ini cocok untuk studio seperti fashion, komersial, potret, produk dan sebagainya.

Kesimpulan

Kamera pemula Canon memiliki fitur yang lebih lengkap dari kamera Nikon. Kamera Canon juga sepenuhnya kompatibel dengan lensa-lensa Canon EOS. Tetapi, kamera pemula Nikon memiliki ergonomi yang lebih baik, jadi lebih pas ditangan. Di kelas menengah ke atas, Canon memiliki strategi untuk meningkatkan resolusi gambar, sedangkan Nikon lebih condong untuk meningkatkan kualitas gambar di ISO tinggi (baik untuk foto di situasi yang gelap). Kamera terbaru masing2, Nikon D300s dan Canon 7D bersaing cukup ketat dan sama-sama berkinerja dan berfitur cukup lengkap. Di kelas profesional, kamera Canon lebih cocok untuk foto studio, sedangkan kamera Nikon lebih cocok untuk foto olahraga, dan fotojurnalis.

10 hal penting yang perlu diketahui tentang lensa

Rabu, 27 April 2011 0 komentar

1. Apa itu lensa?

Lensa adalah lubang tempat masuknya cahaya ke kamera. Kita dapat mengendalikan jumlah cahaya yang masuk melalui lensa dengan mengubah nilai bukaan/aperture/diafragma.

Bukaan lensa menentukan ruang tajam. Semakin besar bukaan, ruang tajam semakin tipis sehingga latar belakang menjadi blur. Semakin kecil bukaan, semakin luas ruang tajam, sehingga latar belakang terlihat lebih jelas dan tajam.

2. Lensa zoom dan lensa fix/non-zoom

Ada lensa zoom yang memiliki jarak fokus yang bisa diubah-ubah untuk membesarkan objek foto, tapi ada juga yang memiliki lensa fix. Keunggulan utama lensa fix adalah bukaannya yang besar sehingga mudah membuat latar belakang menjadi blur dan juga piawai di kondisi cahaya yang gelap. Selain itu ukurannya kecil. Namun karena gak bisa zoom, maka fotografer perlu zoom dengan mengunakan kaki, alias berpindah-pindah.

3. Lensa makro dan non-makro

Perbedaan lensa makro dan non-makro terletak pada kemampuannya untuk bisa fokus lebih dekat dari subjek dan perbesarannya. [Baca serba-serbi lensa makro]. Banyak lensa makro yang di desain lebih tajam daripada lensa biasa untuk mengeluarkan detail objek foto.

4. Lensa sapujagat

Titel lensa sapujagat biasanya diberikan untuk lensa yang bisa zoom dari lebar sampai telefoto (jauh) seperti 18-200mm. Lensa ini populer karena kita tidak harus capai-capai mendekati objek foto, tinggal di zoom saja. Tapi masalahnya lensa seperti ini kualitasnya tidak begitu baik, relatif mahal dan cukup berat. Pertimbangkan untuk memiliki beberapa lensa yang lebih khusus (sesuai kebutuhan) daripada satu lensa sapujagat karena gak ada lensa yang sempurna untuk segala kondisi.

5. Zoom bukan sekedar zoom

Setiap jarak fokus lensa (focal length) menghasilkan foto dengan karakteristik sendiri-sendiri. Lensa lebar menghasilkan efek yang seperti tiga dimensi. Lensa standar menghasilkan foto yang sesuai dengan perspektif mata manusia, dan lensa telefoto menghasilkan efek dua dimensi.

6. Kualitas foto yang dihasilkan tergantung lensa

Lensa sangat mempengaruhi hasil foto. Ada lensa yang menghasilkan foto yang tajam sekali, ada juga yang lembut. Ada yang kontras, tapi ada yang tidak. Ada pula yang memiliki bagian out of focus (bagian yang tidak fokus) yang indah, ada juga yang bagian out of focusnya terlihat berantakan. Semua tergantung selera. Untuk menghasilkan foto yang bervariasi, setiap fotografer yang berpengalaman biasanya memiliki lebih dari satu lensa yang dipakai tergantung foto jenis apa yang ingin dicapai.

7. Kualitas optimal lensa biasanya terletak dua stop dari bukaan maksimumnya

Hasil foto pada umumnya tidak terlalu baik bila kita mengunakan bukaan maksimal lensa. Bila kita menutup bukaan sekitar dua f-stop, maka kualitas foto akan lebih baik.

Angka f-stop pada bukaan adalah rasio jarak fokus lensa dengan diameter bukaan. Urutan f-stop pada lensa yaitu f/1.4 – f/2 – f/2.8 – f/4 – f/5.6 – f/8 – f/11 – f/16 – f/22 dan seterusnya. Setiap perubahan dari f/1.4 ke f/2 kita sebut perubahan satu f-stop. Perubahan dari f/1.4 ke f/2.8 kita sebut perubahan dua f-stop.

8. Beda lensa mahal dengan lensa yang murah

Lensa yang murah material casingnya biasanya dari plastik dan tidak begitu tahan banting. Kualitas lensanya sendiri juga bukan dari bahan yang terbaik. Hasil foto agak bervariasi karena kualitas kontrol yang tidak begitu ketat. Hasil foto juga tidak konsisten (tidak selalu baik) di setting bukaan atau jarak fokus yang berbeda-beda.

Sebaliknya, lensa yang berkualitas tinggi menghasilkan foto yang lebih baik dan juga casing lensa yang lebih tahan banting dan sebagian tahan air dan cuaca buruk. Lensa yang mahal dan berkualitas mahal biasanya purna jualnya juga cukup tinggi.

9. Awas filter murah!

Filter murah bisa membuat foto menjadi kurang baik. Meskipun lensa yang dipakai sangat mahal, tapi kalau filter yang dipakai jelek, maka hasilnya akan jelek. Hal ini karena filter merupakan elemen lensa tambahan yang berpengaruh ke hasil foto. Pertimbangkan untuk membeli filter yang baik terutama lensa yang dipakai berkualitas tinggi. Bila tidak, sekalian gak usah pakai filter.

10. Beli lensa yang terbaik semampunya

Dulu saya membeli lensa yang tanggung-tanggung, karena kurang menyukai kinerjanya, akhirnya dijual dan tukar dengan yang kualitasnya lebih baik. Tidak seperti kamera, saya menganjurkan untuk tidak pelit-pelit dalam membeli lensa. Lensa mempengaruhi hasil foto dan harga purna jualnya tidak drop seperti kamera. Beli yang terbaik semampunya (jangan memaksakan diri dengan utang). Karena membeli lensa yang berkualitas biasanya tidak akan menyesal.

Memilih lensa sapujagat

0 komentar

Banyak orang yang tidak ingin direpotkan dengan ritual ganti-ganti lensa dan membawa lensa tambahan, oleh sebab itu, lensa sapujagat lahir. Lensa ini memiliki jangkauan fokus yang luas, dari lebar sampai panjang (tele).

canon-350d-tamron-18-250mm

Kamera pemula Canon dan lensa Tamron 18-250mm, kecil2 tapi jangkauannya panjang

Di pasaran, lensa model ini ada yang mahal dan ada yang mura, ada yang kualitasnya baik, ada yang kualitasnya buruk.

Inilah lensa sapujagat yang saya rekomendasikan:

1. Nikon 18-200mm VR f/3.5-5.6 VR versi II – harga sekitar 6.5 – 7 juta

Kalau memakai kamera Nikon, lensa ini bisa dibilang yang terbaik dari kualitas foto dan desain bodinya. Performa auto fokus juga bisa diandalkan. Kualitas fotonya sangat baik dan tajam di 18-70mm, setelah itu kualitasnya akan merosot terutama antara 135-200mm. Selain itu, harganya relatif tinggi dan mungkin lebih mahal dari kamera Anda.

2. Canon 18-200mm f/3.5-5.6 IS – harga sekitar 5.5 – 6 juta

Kualitas foto mungkin tidak setajam Nikon di 18-70mm, tapi secara keseluruhan, lensa ini lebih konsisten dari Nikon, terutama untuk foto jarak jauh (tele). Harganya juga jauh lebih murah. Sayangnya auto fokusnya masih mengunakan teknologi lama, jadi masih ada suara dan kurang cepat. Untuk pengguna kamera Canon, lensa ini adalah pilihan terbaik.

3. Tamron 18-270mm f/3.5-6.3 VC Macro – harga sekitar 5 juta

Lensa ini adalah lensa dengan jangkauan paling jauh dibandingkan dengan lensa diatas. Kualitas foto cukup baik dari 18-135mm setelah itu agak menurun terutama di ujungnya, yaitu 200-270mm. Lensa ini layak menjadi pilihan bila Anda ingin memiliki lensa yang berjangkauan sangat jauh, seperti foto satwa liar (wildlife). Kekuranganya (seperti lensa Tamron secara umum) terletak pada performa auto fokus yang sedikit berisik dan sering gagal mengunci subjek foto.

4. Tamron 18-250mm f/3.5-6.3 Macro – harga sekitar 3 juta

Harga paling murah, bukan berarti paling jelek, tapi sebaliknya, kualitas foto lebih konsisten daripada lensa Tamron 18-270mm diatas dan Sigma 18-250mm dibawah. Ukurannya juga lebih kecil dan ringan, cocok untuk dibawa jalan-jalan. Kekurangannya adalah tidak memiliki built-in stabilizer, jadi pengguna kamera Canon / Nikon agak kesulitan bila foto di ruangan yang gelap.

5. Sigma 18-250mm f/3.5-6.3 OS HSM – harga sekitar 5 juta

Desain lensa ini dan performa auto fokusnya lebih cepat, hampir tidak bersuara dan lebih akurat dari lensa-lensa Tamron diatas. Tapi kualitas fotonya malah kurang konsisten. Misalnya di jarak fokus 18mm foto tajam, tapi di 50mm, tidak tajam.

Catatan: Lensa Tamron, Sigma tersedia untuk kamera Nikon, Canon, Sony dan Pentax.

Serba serbi lensa makro

0 komentar
Lensa makro / mikro berbeda dengan lensa-lensa lain karena lensa makro dapat fokus relatif dekat dengan objek foto. Lensa makro murni memiliki perbesaran 1:1, artinya ukuran subjek sama dengan ukuran sensor kamera atau film. Kalau kita foto sebuah penggaris, 1cm di penggaris akan sama dengan 1 cm yang ditangkap di sensor kamera.

Lensa makro dengan pembesaran 1:1 biasanya ditemui di lensa fix/prime atau lensa yang tidak bisa zoom.

Contohnya adalah:

  • Lensa yang berukuran 50-70mmm biasanya untuk foto produk atau benda kecil di dalam studio)
  • Lensa yang berukuran 100mm (Biasanya untuk outdoor, seperti foto serangga, bunga)
  • Lensa yang berukuran 150-200mm (Biasanya untuk outdoor, untuk serangga atau binatang kecil yang sulit di dekati).

Ada pula lensa makro yang memiliki label zoom, seperti Tamron 70-300mm f/3.5-5.6 macro. Meski memiliki label makro, lensa ini tidak memiliki perbesaran 1:1, tapi biasanya 1:3.5. Kualitas fotonya biasanya juga kurang dibandingkan lensa makro murni.

canon-100mm-macro

Canon 100mm f/2.8 macro usm - Salah satu lensa populer

Lensa makro biasanya lensa yang didesain untuk menghasilkan foto yang tajam, dengan background blur yang lembut. Lensa makro juga cukup populer sebagai lensa potret, tapi sebagian fotografer suka mengeluh hasilnya terlalu tajam. Banyak lensa makro yang memiliki auto fokus yang kurang cepat dan akurat, terutama saat foto dalam jarak yang dekat. Maka dari itu, banyak fotografer sering mengunakan manual fokus untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Lensa makro murni biasanya mahal-mahal, satu lensa bisa berharga 5 juta ke atas. Tapi ada beberapa alternatif untuk mengubah lensa menjadi lensa makro yang lebih baik.

canon-close-up

Close-up filter
Close-up filter adalah lensa filter yang dipasang di depan lensa. Fungsinya kurang lebih mengurangi jarak minimal fokus sehingga objek foto menjadi lebih besar saat direkam. Kualitas close-up filter sangat bervariasi, biasanya yang murah (sekitar 100 ribu) tapi kualitasnya buruk dan ada juga yang kualitasnya tinggi tapi harganya lumayan mahal (satu atau dua juta lebih). Keuntungan filter ini adalah, auto focus dan fungsi2 kamera masih beroperasi seperti biasanya.

kenko-extension-tubeExtension Tube
Extension tube adalah tabung kosong yang dipasang diantara kamera dan lensa. Dengan adanya tabung ini, kita bisa fokus lebih dekat ke objek foto. Extension Tube yang murah biasanya tidak memiliki kontak elektronik, jadinya tidak bisa auto fokus. Yang bisa, seperti Canon EF 25 II Extension Tube biasanya jauh lebih mahal.

reversing-ringReversing Ring
Dengan mengunakan cincin ini, kita bisa membalikkan lensa non-makro menjadi bersifat seperti lensa makro. Metode ini cukup diminati oleh para penghobi fotografi karena biaya yang relatif murah. Kualitas foto lumayan dan tergantung dari lensa yang direverse. Misalnya lensa 50mm akan memberikan hasil lebih baik daripada lensa 18-55mm. Auto focus juga tidak berjalan, sehingga manual fokus dan pemakaian tripod hampir harus dilakukan.

Segitiga emas fotografi

0 komentar

Kunci dari mendapatkan foto yang ideal tergantung dari segitiga emas fotografi. Segitiga emas fotografi adalah bukaan (aperture), kecepatan rana (shutter speed) dan ISO. Kombinasi dari ketiganya menentukan gelap terangnya sebuah foto.

BUKAAN / APERTURE

Aperture adalah bukaan lensa kamera dimana cahaya masuk. Bila bukaan besar, akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Selain merupakan salah satu cara mengendalikan cahaya yang masuk, bukaan di gunakan juga untuk mengendalikan kedalaman ruang (depth of field / dof).

Dalam prakteknya, jika Anda berada di lingkungan dimana cahaya sangat terang, maka kita bisa menutup bukaan sehingga lebih sedikit cahaya masuk ke dalam. Jika kondisi lingkungan gelap, maka kita bisa membuka bukaan lensa sehingga hasil akhir menjadi optimal.
Bukaan juga bisa digunakan untuk mengendalikan kedalaman ruang. Bukaan besar membuat kedalaman ruang menjadi tipis, akibatnya latar belakang subjek menjadi kabur. Bukaan kecil membuat kedalaman bidang menjadi besar, akibatnya semua bidang dalam foto menjadi tajam atau berada dalam fokus.

Hal yang unik dan sering membingungkan pemula adalah nomor dalam setting bukaan adalah terbalik dengan besarnya bukaan. Misalnya angka kecil berarti bukaan besar, sedangkan angka besar berarti bukaan kecil. Contoh: f/1, f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, f/22 dan seterusnya
Setiap lensa memiliki bukaan maksimum dan minimum. Angka yang tertera dalam lensa seperti f/3.5-5.6 berarti makimum bukaan bervariasi antara f/3.5 sampai f/ 5.6.

SHUTTER SPEED

Kecepatan rana (shutter speed) adalah durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Satuan shutter speed adalah dalam detik atau pecahan detik. Biasanya berawal dari 1/4000 detik sampai to 30 detik. Variasi shutter speed ini diatur dari badan kamera bukan dari lensa.

Selain mempengaruhi kuantitas cahaya yang masuk, shutter speed mempengaruhi foto dalam dua hal:

  1. Kecepatan rana yang cepat membekukan (freeze) objek yang bergerak.
  2. Kecepatan rana yang lama menangkap gerakan (motion) objek secara berkesinambungan.

Dalam praktek, kita mengunakan kecepatan rana yang tinggi untuk membekukan gerakan subjek yang bergerak, seperti pada foto liputan olahraga. Sebaliknya, kita mengunakan kecepatan rana yang rendah untuk merekam efek gerak, seperti dalam merekam pergerakan air terjun.

ISO

ISO adalah ukuran sensitivitas sensor terhadap cahaya. Ukuran dimulai dari angka 50, 80 atau 100 dan akan berlipat ganda sampai 3200 atau lebih besar lagi. ISO dengan ukuran angka kecil berarti sensivitas terhadap cahaya rendah, ISO dengan angka besar berarti sebaliknya.

ISO dengan angka besar atau disebut juga ISO tinggi akan menurunkan kualitas gambar karena munculnya bintik-bintik yang dinamakan “noise”. Foto akan terlihat berbintik-bintik seperti pasir dan detail yang halus akan hilang. Tapi untuk kondisi yang sulit seperti sedikit cahaya dalam ruangan, ISO tinggi seringkali diperlukan.

Di era kamera analog, ISO dikenal juga dengan ASA. Di jaman analog, ASA tergantung dari film yang kita pasang di dalam kamera. Namun di jaman sekarang, ISO bisa diubah sewaktu kita menghendakinya melalui kamera.

Dengan bermain dengan tiga setting dasar kamera, Anda akan bisa membuat foto Anda menjadi gelap, terang atau sedang. Gelap terangnya hasil akhir dalam foto tentunya tergantung selera Anda.

Menerjemahkan kode lensa digital SLR

0 komentar

Saat kita baru masuk ke dunia kamera DSLR salah satu yang cukup membingungkan adalah menerjemahkan arti dari lensa. Di blog ini saya mencoba menjelaskan berbagai model lensa dan artinya.

Canon EF-S 18-55 mm f/3.5-5.6 IS

Lensa zoom ini biasanya dipaket saat membeli kamera dSLR Canon untuk pemula seperti Canon 1000D, 450D, 500D

Canon EF-S : artinya model lensa yang dirancang khusus untuk kamera DSLR dengan sensor krop/kecil (relatif dengan kamera film (full frame). Lensa ini tidak bisa digunakan untuk dipasang di DSLR kamera full frame seperti Canon 5D atau Canon 1Ds.

18-55mm : Ini rentang fokal lensa. Bagi yang berpengalaman dalam mengunakan kamera film, rentang fokal lensa ini ekuivalen dengan kurang lebih 29-88mm. Rentang fokal lensa ini cukup fleksibel untuk penggunaan sehari-hari.

f/3.5 – 5.6 : Ini berarti rentang maksimal bukaan lensa. Pada rentang fokal 18mm, maksimal bukaan adalah f/3.5 sedangkan pada rentang fokal 55mm, maksimal bukaan adalah f/.5.6.

IS : Singkatan dari Image Stabilization, artinya lensa ini memiliki kemampuan untuk meredam getaran tangan kita sehingga gambar yang dihasilkan tidak blur. Fitur ini sangat berguna terutama pada saat kita mengambil foto dengan setting kecepatan pemantik rendah.

Contoh lain yaitu

Canon EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM

Bila Anda melihat angka bukaan cuma 1 saja, seperti lensa diatas (f/2.8), ini berarti lensa ini memiliki bukaan konstan. Dari rentang fokal 17 sampai 55mm, maksimal bukaan yang bisa kita pergunakan adalah f/2.8.

USM : Singkatan dari Ultrasonic Motor. Ini menandakan di dalam lensa ada built-in auto fokus. USM juga menandakan auto fokus lebih cepat dan tidak bersuara.

Canon EF 50mm f/1.8

Lensa diatas ini hanya mempunyai sebuah rentang fokal yaitu 50mm. Artinya lensa ini bukan lensa zoom (Anda tidak bisa zoom mengunakan lensa ini, untuk memperbesar/memperkecil objek, anda harus mendekati objek atau menjauhi objek).

Lensa ini juga memiliki kode EF bukan EF-S yang berarti lensa ini bisa dipakai di kamera full frame.

Canon EF 70-200mm f/4 IS USM

Lensa diatas disebut juga telephoto zoom karena rentang fokalnya cukup besar yaitu 70-200mm

Sayangnya kode lensa ini tidak berlaku universal, sehingga lensa merek lain akan memiliki kode yang berbeda-beda. Tetapi tidak masalah, biasanya struktur kodenya sama. Daftar singkatan dibawah ini akan mempermudah pengertian Anda terhadap lensa-lensa bukan Canon.

HSM : Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya kurang lebih sama dengan USM, auto fokus cepat dan tidak bersuara. Kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sigma.

AF-S : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Nikon.

SAM : Sama dengan kode diatas, kode ini akan Anda temukan di lensa merek Sony.

AF : Lensa Nikon yang tidak memiliki auto fokus built-in. Di kamera pemula Nikon seperti D60 dan D5000, tidak bisa mengunakan lensa ini untuk auto fokus, tapi harus dengan manual fokus.

VR : Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization.

OS : Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.

VC : Singkatan dari Vibration Compensation, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini akan Anda temukan di lensa Tamron.

DX, DT, DC : Kode lensa yang di optimalkan untuk kamera sensor krop. Kode ini akan Anda temukan di lensa Nikon, Sony atau Sigma.

DG : Kode lensa yang di kompatibel untuk kamera sensor krop dan full frame. Kode ini akan Anda temukan di lensa Sigma.

Demikian, semoga dapat membantu.

Memahami Aperture / Bukaan

0 komentar

Memahami bukaan lensa sangat penting bagi pelajar fotografi karena bukaan menentukan dua hal penting. Dan sebenarnya tidak sukar memahami bukaan. Tulisan ini adalah penjelasan yang lebih mendalam dari tulisan Segitiga Emas Fotografi.

aperture-bukaan-lensa

1. Bukaan menentukan banyaknya cahaya yang masuk

Semakin besar bukaan, semakin besar cahaya yang masuk.

2. Bukaan menentukan kedalaman fokus

Semakin besar bukaan, kedalaman fokus menjadi tipis, sehingga latar belakang lebih kabur / blur daripada bukaan yang kecil.

Itu saja, sederhana bukan? Memang sederhana kok hehe..

bukaan-aperture

Contoh berbagai ukuran bukaan di lensa. Kamera digital SLR sekarang telah mengunakan kamera untuk mengganti besarnya bukaan

Ukuran Bukaan

Ukuran bukaan agak unik karena semakin kecil angkanya, semakin besar bukaannya.

Contoh: f/1.4, f/2, f/4. f/5.6, f/8, f/16, dst.

Dari f/1.4 ke f/2 itu besarnya cahaya yang masuk berkurang dua kali lipat.

Kisaran bukaan tergantung lensa yang dipakai, ada lensa yang punya bukaan f/1.4, ada juga yang f/3.5 atau f/4.

Mengenai bukaan dan jenis-jenis lensa, saya sarankan untuk membaca tulisan [ Menerjemahkan kode kode lensa ]

Dasar - Dasar Photography

Selasa, 26 April 2011 0 komentar
Bagi pecinta fotografi dan DI (Digital Imaging) pasti kenal
yang namanya program manipulasi gambar. Karena dengan menggunakan program manipulasi
gambar dan sejumlah klak-klik lah gambar yang awalnya kurang sedap di pandang
mata menjadi bagus. Singkat kata, dengan bantuan program manipulasi gambar,
kita nggak perlu lagi repot-repot mempelajari teknik dasar memotret. Ups, tapi
itu keliru banget!!! Mengapa keliru? Seiring kemajuan yang dirintis kamera digital
baik yang kamera saku ataupun super-zoom, untuk menghasilkan gambar yang bagus
memang dikondisikan nggak perlu mempelajari teknik secara mendalam. Namun ingat,
segala sesuatu yang mudah akan dimakan waktu, begitu juga dalam dunia fotografi.
Jadi sekarang marilah kita pelajari sedikit tips fotografi dasar

Memahami Pencahayaan Fotografi adalah lukisan bercat cahaya.
Maka, hal terpenting dalam fotografi adalah pencahayaan. Sekilas memang pencahayaan
ini terkesan sulit, tapi pada dasarnya, penyetelan banyak - sedikitnya cahaya
yang akan masuk dalam lensa kamera nggak begitu rumit. Kamera digital memang
memiliki penyetelan cahaya secara otomatis, yang apabila di tempat terang ia
akan menyesuaikan setelan rana menjadi lebih sempit sehingga hasil gambar akan
normal, alias nggak berlebih cahaya (over-exposure). Tapi bagaimana di tempat
gelap? Realitanya, kebanyakan kamera saku belum mampu mengatasi masalah pemotretan
di tempat gelap. Dengan setelan shutter yang relatif cepat disertai dengan kondisi
cahaya minim, hasil foto pasti akan buram. Solusi untuk ini tentu saja dengan
memilih kecepatan rana rendah.

Memotretlah Tanpa Flash Nggak semua tempat bisa dijadikan lokasi
pemotretan sesuai keinginan kita. Di museum, misalnya, kita nggak bisa seenaknya
menggunakan lampu flash saat memotret obyek. Untuk menyiasati larangan tersebut,
coba setel ISO ke level yang paling tinggi, buka aperture atau diafragma selebarnya
dan gunakan shutter yang lambat. Dengan setelan ini, ditambah dengan penggunaan
tripod, niscaya gambar kita akan bebas dari minim cahaya dan keburaman. Bagaimana
kalau nggak ada tripod? Jangan khawatir, dengan teknik dasar, hal-hal sepert
ini bisa diatasi. Caranya, perhatikan lah posisi tangan saat memotret. Minimalisasi
gerakan yang mampu mengaburkan gambar dengan menempelkan sedekat mungkin lengan
yang memegang kamera ke badan kita, lalu teguhkan posisi badan. Memang, trik
ini nggak bisa menggantikan posisi tripod 100%, tapi bisa sedikit mengurangi
gerakan yang mampu mengaburkan gambar. Hal diatas sangat mudah dipahami, sekarang
konsentasikan teknik pemotretan ke pemilihan penempatan obyek dalam gambar.
Umumnya pandangan seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah.
Dengan kata lain, obyek yang di posisikan berada di tengah gambar akan mudah
terlihat kekurangannya. Untuk mengecoh pandangan penikmat foto, coba ubah penempatan
posisi obyek supaya nggak pas di tengah gambar.

Menjelajahi Sudut Sebaiknya jangan terpaku dengan sudut pengambilan
sudut datar. Sesekali cobalah sudut pandang yang tajam dan juga sudut miring.
Nantinya hasil gambar akan menarik. Masalah utama dalam fotografi salah satunya
adalah keburaman. Betapapun canggihnya program manipulasi gambar, jika pada
saat dipotret gambar sudah buram, akan susah untuk memperbaiki ketajaman gambar.
Untuk mencegah keburaman, perhatikan selalu kecepatan shutter ketika akan memotret.
Keburaman pada gambar seringkali disebabkan oleh terlalu cepatnya shutter. Idealnya,
jika memotret tanpa tripod, pakailah shutter 1/125. Namun bila kita menyanggakan
kamera di atas tripod, bisa pilih shutter dengan kecepatan 1/60 atau 1/30

Jangan Tantang Matahari Hindari pengambilan gambar yang menantang
matahari. Artinya, subyek foto lah yang menghadap sumber cahaya agar gambar
yang di hasilkan terang. Jika sebaliknya, subyek akan terlihat gelap, sementara
bidang lain di luar subyek akan terang benderang. Hasil ini bisa dianalogikan
dengan suasana gerhana matahari. Memang, teknik fotografi menentang cahaya,
atau sering disebut siluet, kerap dipilih para fotografer. Tapi jika teknik
kita masih dalam level pemula, sebaiknya tunda dulu pengambilan gambar siluet.

Hindari Zoom Digital Banyak bagunan-bagunan yang menarik untuk
difoto. Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Gunakan saja zoom optikal.
Penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan gambar pecah, atau terlihat jelas
kotak-kotak pikselnya.

Selamat Mencoba...

Pengertian Macro Dalam Photography

0 komentar
Macro adalah sebuah dunia lain bagiku, melihat tingkal laku serangga-serangga kecil, warna-warninya yang cerah serta corak-coraknya, menimbulkan rasa yg menggambarkan betapa besar karya Tuhan. Aku senang mengambil foto-foto macro ini, kamera yang aku gunakan saat ini adalah Canon 30D, dengan lensa macro Tamron 90mm, lensa ini cukup bagus dan cukup murah untuk lensa makro sejenisnya, karena ini mempunyai perbandingan 1:1 atau bisa dikatakan apa yang kita lihat pada serangga itu akan seperti life sizenya.
Memang ada beberapa cara lain untuk membuat objek menjadi besar, dengan lensa terbalik, tapi mencari fokusnya akan cukup sulit, apalagi kalau pencahayaan kurang.
Yang terpenting untuk memotret ini adalah kepekaan mata anda, karena serangga-serangga itu kecil ada malah yang kasat mata, tapi setelah difoto akan terlihat bahwa ada serangga kecil itu didaunan.
Mata kita harus peka akan gerakan-gerakan, dan juga bisa membedakan mana tiupan angin dan mana gerakan kecil serangga, dan mereka pun lebih peka dari kita, jadi harus bisa memposisikan diri kita agar tidak membuat mereka merasa terganggu.
Ada beberapa cara saat mengambil photo mereka saat masih pagi, dimana mereka masih kurang peka karena kurang cahaya, tapi itu pun sulit kalau kita tidak menggunakan flash, karena dibutuhkan kestabilan tangan jika tidak menggunakan tripod, karena gambar akan menjadi blur (tidak fokus).
Aku sendiri lebih suka saat ada matahari, karena pencahayaan akan bagus, dan speednya akan terekam baik pada kamera, karena aku tidak menggunakan tripod serta tidak menggunakan flash (ini hanya karena bagiku lebih mudah bergerak dengan menggunakan kamera dan lensa saja). Untuk yang lebih menguasai flash, hasilnya akan lebih bagus, tapi karena aku ribet membawanya, maka aku lebih mengandalkan pencahayaan matahari.
Ini sharing dalam memotret macro photography dan silahkan juga ditambahkan bagi yang senang memotret.

  1. Sabar dan fokus, karena ukuran mereka yg kecil, kita perlu lebih sabar dan mengamati di celah-celah dedaunan dan ranting-ranting, atau pun rumput-rumput.
  2. Pahami fungsi-funsi kamera kita, karena tanpa mengerti fungsi pengaturannya maka walaupun ada serangga yang bagus, tapi saat mau memotretnya kita tidak mengerti pengaturan waktu dan pencahayaan dan aperture maka photo yang dihasilkan akan tidak bagus atau malah tidak jadi. Kamera dan fotografer adalah satu kesatuan, fotografer memang lebih berperan, karena dialah yang akan menjadi motor, tapi tanpa kamera memadai maka akan susah juga walau ia seorang photographer handal. Misalnya tanpa lensa macro maka akan sulit bagi dia untuk memotret macro. Untuk penguasaan kamera, baca-baca buku manual-nya dan juga bisa baca-baca buku-buku tentang fotografi.
  3. Trus mengamati dan mengatur komposisi serangga tersebut, cari sudut sudut yang bisa membuat photo yang dihasilkan menjadi lebih bagus, malah kalau bisa belum pernah didapat oleh photographer lain. Hal ini bisa dilakukan dengan tetap sabar dan mengamati, jangan terburu-buru, jangan takut kalau serangga itu terbang, atau pindah, anggap saja itu bukan waktunya dan tetap tunggu lagi sampai dapat moment yang bagus.
  4. Untuk memotret serangga yang terbang, atur kecepatan di kamera anda, kalau tidak mau susah, gunakan auto mode, set ke mode speed, ini sudah cukup untuk bisa mengambil mereka, tapi perlu kecepatan mata dan koordinasi dengan jari anda untuk memotret moment yang tepat, dan ini memang akan menjadi suatu tantangan, tapi itu akan menyenangkan. Juga bisa gunakan ‘continues shoot mode’ ini tergantung berapa cepat kamera anda memotret dalam satu detik, bagiku aku lebih suka gunakan normal mode dan menangkap moment dengan mata dan feeling.
  5. Jangan lelah untuk mencoba, terus menerus lakukan, saat ini tidak dapat, besok masih bisa, orang lain bisa dengan kamera dan lensa sama, kita pun jika mempunyai kamera sama dan lensa sama pasti bisa, kuncinya berani mencoba dan tidak mudah menyerah
  6. Belajar dari foto-foto yang dihasilkan sendiri, lihat mengapa photo itu kurang bagus, dan mencoba di kesempatan lain untuk memperbaikinya, serta belajar dari foto-foto orang lain, coba pahami sudut pandangnya dan buat lebih baik, lebih unik sehingga karya kita mempunyai ciri khas tersendiri.

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

Jumat, 22 April 2011 0 komentar


Ada beberapa hal yang paling mendasar dan perlu diperhatikan dalam teknik dasar Fotografi agar nantinya diperoleh foto yang berkualitas baik, diantaranya yang paling pokok adalah :

1. Focusing (pemfokusan)

2. Bukaan Diafragma

3. Speed (kecepatan rana)



Focusing



Suatu obyek foto akan dapat terekam dengan baik apabila berada pada titik fokus lensa atau setidaknya masuk zona tajam (dept of field). Oleh karena kita tidak mungkin selalu menjaga jarak tertentu dengan obyek foto, maka pada lensa terdapat fasilitas yang berfungsi sebagai pencari jarak antara kamera (pemotret) dengan obyek.

Sistem focusing pada lensa manual mamilkiki 2 macam cara kerja, yaitu rotasi dan panel.ketika kita menggerakkan panel focusing (rotasi dan panel), maka lensa secara langsung akan bergerak sampai kita mendapatkan imaji tajam pada jendela bidik

Secara definisi, memfokus adalah menyetel lensa agar menimbulkan imaji tajam pada foto nanti. Pada kamera SLR (Single Lense Reflect) atau kamera refleksi lensa tunggal, apa yang tampak di jendela bidik sama dengan yang akan terjadi di fotonya. Jadi memfokus pada kamera SLR adalah menyetel titik fokus lensa sampai menimbulkan imaji tajam pada jendela bidik.

Fotografi pada dasarnya adalah memindahkan imaji yang ada di alam nyata pada gambar dua dimensi dengan bantuan lensa. Di alam nyata mata manusia akan lengsungn memfokus kepada suatu obyek yang dilihatnya, sedangkan lensa kamera hanya akan memfokus ke bagian-bagian tertentu yang diinginkan pemotret saja.

Lensa kamera mempunyai keterbatasan dalam memfokus. Lensa hanya mampu memberikan imaji tajam pada suatu kedalaman tertentu saja. Lensa secara umum tidak bisa memfokus pada semua yang tampak pada jendela bidik. Secara teknis disebut bahwa lensa mempunyai dept of field.

Lensa sudut lebar (Wide), tampaknya mempunyai dept of field sangat lebar, namun sesungguhnya tidak demikian. Seperti lensa lain, lensa lebar sebenarnya juga mempunyai titik fokus satu bidang saja, sementara satu bidang lainnya sekedar mempunyai acceptable sharpnes (ketajaman visual yang layak bagi manusia) dengan keterbatasan lensa itu, fokus yang “meleset” akan menghancurkan sebuah foto. Pemilihan bagian mana yang harus fokus dan bagian mana yanmg tidak,





sangat tergantung bagian mana yang akan ditonjolkan dan bagian mana yang sekedar latar belakang.

Bayangkan, misalnya anda berfoto di depan Candi Borobudur, namun dalam fotonya yang terfokus adalah Candinya sementara anda sendiri cuma berupa gambar samar-samar akibat out of focus. Seharusnya yang terfokus adalah anda, sementara candi borobudur adalah sekedar latar belakang yang harus tampak namun tidak perlu fokus.

Kegiatan memfokus juga bisa untuk menghilangkan sama sekali latar belakang dengan menggunakan bukaan diafragma sebesar mungkin (angka kecil dan dengan lensa sepanjang mungkin).

Adanya dept of field pada lensa memang memudahkan kita saat memfokus. Namun kita harus camkan dengan baik-baik bahwa fokus yang tepat tetap hanya pada satu bidang di depan lensa saja, tidak perduli berapa panjang jarak fokus lensa anda. Masalah fokus yang sangat teliti akan sangat menonjol apabila foto kita nantinya dicetak dalam ukuran besar.


Model Pemfokusan



Kamera-kamera yang beredar di Indonesia mempunyai berbagai macam model dalam pemfokusan. Disini model pemfokusan dapat dikategaaaaorikan menjadi 4, yaitu :

1. Micro Prism (Prisma Mikro)
obyek akan terlihat fokus apabila pandangan kita sudah tidak terhalang lagi oleh butiran-butiran kecil.

2. Split Image (Gambar Belah)
obyek akan terlihat fokus apabila garis obyek tidak terpotong saat melewati split image ini.

3. Ground Glass (Kaca Buram)
Obyek akan terlihat Fokus apabila obyek yang ditemukannya sudah jelas atau tidak kabur.

4. Double Image (Gambar Rangkap)
Obyek akan terlihat fokus apabila obyek yang terlihat sudah menjadi satu atau tidak ada bayangan pada obyek yang telah ditentukan.


DIAFRAGMA



Bukaan diafragma atau yang lebih kita kenal dengan sebutan aperture menentukan seberapa besar cahaya yang masuk pada lensa. Bukaan diafragma dilambangkan dengan f merupakan angka-angka pada lensa. Angka-angka bukaan diafragma (f) adalah sebagai berikut :

f/1, f/1,4, f/2, f/2,8, f/3,9, f/4,5, f/5,6, f/8, f/11, f/16, f/22, f/27, f/32



Semakin besar angka diafragma (=bukaan kecil) berarti semakin kecil cahaya yang bisa masuk, tetapi mamberikan ruang tajam yang besar.



Sedangkan semakin kecil angka diafragma (=bukaan besar) berarti semakin besar cahaya yang bisa masuk, tetapi memberikan ruang tajam yang sempit.



Bukaan besar, berarti angka bukaan diafragma kecil



Bukaan kecil, berarti angka bukaan diafragma besar.





Hal ini bisa dibuktikan dengan cara membuka tutup diafragma pada lensa. Bukaan diafragma (besar/kecil) sangat mempengaruhi bentuk gambar, terutama berkenaan dengan jarak zona ketajaman (dept of field) disekitar obyek yang difokus. Istilah bukaan diafragma penuh adalah bukaan dimana angka f adalah paling kecil.




Pengaruh diafragma



1. Dept of field

o Semakin besar bukaan diafragma, maka semakin pendek dept of field

o Semakin kecil bukaan diafragma, maka semakin panjang dept of field

2. Kecepatan rana (speed)

o Semakin besar bukaan diafragma, maka semakin cepat kecepatan rana

o Semakin kecil bukaan diafragma, maka semakin lambat kecepatan rana




Speed



Rana pada kebanyakan kamera SLR (single lense reflex) atau kamera RLT (refleks lensa tunggal) adalah tirai yang





bergerak horizontal dan vertikal yang terletak di muka film. Pada kamera manual terdapat penyetel rana yang terletak pada gelang lensa.

Kecepatan rana (speed) dan bukaan (diafragma) merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam menentukan pencahayaan (exposure) sebuah obyek foto. Bukaan diafragma sangat menentukan seberapa besar cahaya masuk, sedangkan kecepatan rana pada kamera sangat menentukan berapa lama cahaya tersebut boleh masuk. Kecepatan rana diukur dengan detik dan angka-angka kecepatan rana tersebut adalah : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60,125, 500, 1000, 2000, 4000, 6000, dan kellipatannya yang pada klamera menunjukkan perbandingan yaitu :

1/1 detik, 1/2 detik, 1/4 detik, 1/8 detik, 1/15 detik dst.

Hubungan antara kecepatan rana dan seterusnya adalah berkebalikan, misalnya sewaktu memotret, pencahayaan yang dibutuhkan pada waktu kita memotret adalah f/16 dan 1/15 detik (berpatokan pada light meter yang ada di kamera), tetapi karena tidak membawa tripod, maka membutuhkan kecepatan rana yang lebih tinggi yaitu 1/125 detik agar kamera tidak goyang dengan menambah kecepatan rana menjadi 1/125 detik, maka bukaan diafragma harus bertambah besar menjadi f/5,6 (ingat ! bahwa bukaan bertambah besar berarti angka-nya semakin kecil) agar cahaya yang masuk sama.

Perbandingan kedua hal tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini.



Diafragma


f/2


f/2,8


f/4


f/5,6


f/8


f/11


f/16

Speed


1/1000


1/500


1/250


1/125


1/60


1/30


1/15



Dalam pemotretan seringkali kita mendapati gambar hasil pemotretan yang goyang/kabur, padahal kecepatan rana (speed) yang dipakai adalah 1/60 detik, tetapi pada saat memotret kita menggunakan lensa 500 mm yang cukup berat.

Ada aturan yang menyebutkan apabila kita memotret tanpa tripod (Hand held). Untuk mendapatkan hasil yang tajam atau tidak goyang, maka perbandingan ideal antara panjang vokal dan kecepatan rana adalah :



kecepatan rana = 1/panjang vokal lensa



sehingga kalau kita menggunakan lensa dengan panjang v okal 200 mm, maka kecepatan rana ideal adalah 1/200 detik.

Kemampuan merekam benda diam maupun benda bergerak ditentukan oleh kemampuan kita mengolah kecepatan rana. Umumnya benda diam dapat kita rekam pada kecepatan rana berapapun, hanya saja kita harus berhati-hati apabila memotretnya pada speed sangat rendah, lebih dari satu detik misalnya, bisa biasa terjadi reciprocity failure pada film sehingga warna yang dihasilkan menyimpang.





Tiga hal yang berpengaruh terhadap ruang tajam yaitu :



1. Bukaan diafragma

2. Jarak lensa terhadap obyek

3. Jenis – jenis lensa
RUANG TAJAM



BUKAAN

Kalau kita sudah menentukan kamera mana yang akan kita pakai, maka kemudian kita harus mengetahui dan mengerti hal terpenting dalam fotografi yaitu pencahayaan, sebab fotografi sendiri adalah “The Language of Light”. Pencahayaan pada kamera ditentukan oleh dua hal yaitu bukaan dan kecepatan rana. Dengan mengatur bukaan diafragma dan kecepatan rana (cepat/lambat), kita bisa mengontrol pencahayaan dan ruang tajam seperti apa yang diinginkan. Bukaan diafragma yang akan kita pakai akan menentukan ruang tajam “depth of field”. Ruang tajam adalah bagian yang tajam pada foto dari latar depan (fore ground) ke latar belakang (back ground). Dengan membuka atau menutup bukaan diafragma ruang tajam yang didapatkan akan berbeda-beda, anda tinggal memilih ruang tajam seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang diinginkan.

Semakin tinggi angka bukaan diafragma, maka semakin tinggi pula luas ruang tajamnya. Jadi kalau anda menginginkan ruang tajam yang sempit (hanya bagian tertentu yang tajam), maka pilihlah bukaan diafragma yang besar (f/1,4 misalnya).



Rentang Ketajaman

Pengertian tentang ruang tajam akan membantu kita dalam mengontrol hasil pemotretan. Sebagai contoh pada lensa 50mm dengan bukaan diafragma f/16, apabiladifokuskan pada obyek berjarak 1 meter maka obyek yang berda antara 0,9m-1,2m dari lensa akn fokus. Sementara apabila memakai lensa 24mm dengan titik fokus dan bukaan diafragma yang sama, maka obyek berjarak 0,5m sampai tak terhingga akan fokus. Selain itu anda juga harus memperhatikan jarak fokus minimum yang dimiliki lensa meski menggunakan lensa sudut lebar dengan bukaan terkecil (f/22, misalnya). Apabila jarak minimum 0,5m, maka obyek lebih dekat dari 0,5m akan kabur.



Jarak Lensa

Posisi obyek terhadap lensa (jauh-dekat) berpengaruh terhadap ruang tajam. Semakin dekat suatu obyek terhadap lensa, maka semakin sempit pula ruang tajamnya dan semakin jauh suatu obyek terhadap lensa, maka semakin luas pula ruang tajamnya. Hal ini umum untuk semua lensa (lensa normal, lensa sudut lebar maupun lensa sempit).

Pengertian Human Interest

Kamis, 21 April 2011 0 komentar
Human Interest Photography adalah sebuah model atau gaya pemotretan yang menitikberatkan pada ojek utamanya berupa manusia secara individual (sedang sendiri, maupun sedang berinteraksi) dan kelompok, yang utamanya ditujukan untuk menampilkan mood (sedih, senang, tertawa, bahagia, bercanda, berlari, menangis maupun lain sebagainya) dari obyek foto human tadi.

Manfaat Desain Grafis

Minggu, 17 April 2011 0 komentar
Desain Grafis adalah proses untuk menciptakan tampilan sebuah publikasi, presentasi, atau di situs web yang menarik, dengan cara logis. Ketika desain selesai maka: menarik perhatian, menambah nilai, dan meningkatkan minat audiens, simpel, terorganisir, memberikan penekanan selektif, dan menciptakan kesatuan yang utuh.

Desain grafis tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua sektor kehidupan memerlukan seorang desainer grafis, meskipun bukan profesional. Di dunia pendidikan, buku-buku yang dicetak dan dipelajari anak-anak, didesain sedemikian rupa oleh seorang desainer. Begitu pula dengan dunia bisnis, brosur,logo, kartu nama, dan Desain Website, termasuk kategori desain grafis.

Apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang desainer grafis? Untuk yang ingin menjadi profesional, tentunya harus sekolah atau Pendidikan Desain grafis. Selain praktek, teori yang dipelajari juga akan membuat seorang desainer mampu memberikan hasil yang terbaik. Belajar secara otodidak juga dimungkinkan dengan banyaknya tutorial desain graifs yang dapat dipelajari secara gratis.

Umumnya kita hanya perlu belajar dua jenis software pengolah grafis. Yang pertama, yaitu software yang digunakan untuk mengolah gambar bitmap. Software yang umum digunakan adalah photoshop.

Yang kedua, yaitu software yang digunakan untuk mengolah gambar vektor. Software yang umum digunakan, misalnya coreldraw.

Bitmap dan vektor merupakan dasar pengenalan desain grafis yang mesti kita pahami.

Pengertian Photography

Kamis, 14 April 2011 0 komentar
Pengertian Fotografi, Fotografi (Photography, Ingrris) berasal dari 2 kata yaitu Photo yang berarti cahaya dan Graph yang berarti tulisan / lukisan. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses melukis / menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan merubah kombinasi ISO / ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed selanjutnya disebut sebagai Eksposur (Exposure)

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.